ICC Mass Homily 01/20/2024: Panggilan Tuhan Bagi Kita Semua
By Romo Redempt Jawa, CSsR
Bible readings for the Mass: Jonah 3:1-5, 10; Corinthians 7:29-31, and Mark 1:14-20
Bapa/Ibu/Saudara/Saudariku, umat beriman yang terkasih dalam Kristus,
Merenungkan bacaan yang kita dengar dalam misa hari Minggu ini, saya teringat akan pengalaman perutusan misi luar negeri pada akhir tahun 2011. Dalam perjalanan pulang dari misa syukur tahbisan di rumah di Solor, Kabupaten Flores Timur, saya ditelpon pimpinan (Provincial) dan dia mengatakan, “Redempt, kami sudah memutuskan untuk mengutus Redempt ke New Zealand. Mohon segera ke Jakarta dan mulai process urusan visa ke New Zealand.”
Saya diam dan tidak tau mau jawab apa. Karena tidak ada suara saya selama beberapa saat, Provincial tanya saya lagi, “Apakah koneksi tidak bagus ya? Apa Redempt dengar apa yang saya sampaikan tadi?” Dengan suara berat, saya bilang, “Saya akan segera ke Jakarta. Terima kasih.”
Ada seorang uskup bercerita ketika beliau dipanggil Duta Besar Vatican untuk datang di kedutaan. Dia menghadap dan Duta Besar Vatican memberitahu bahwa Paus Fransiskus telah memilih dia menjadi seorang uskup. Dia kaget dan bingung karena pada saat itu dia juga sedang mengemban tugas sebagai pimpinan sebuah kongregasi di negaranya. Dia lantas meminta waktu kepada Duta Besar Vatican, kalau dia akan pulang dan berkonsultasi dengan anggota komunitasnya dulu sebelum memberikan jawaban.
“Kamu tidak bisa pulang dan berkonsultasi dengan anggota kongregasimu,” kata Duta Besar Vatican. “Ini adalah panggilan dan pelayanan Gereja. Tapi kamu bisa ke kapel dan berdoa sekitar lima menit dan kembali memberitahu saya apa keputusanmu. Dan jawaban hanya Ya dan Bersedia.”
Saudara-saudariku yang terkasih,
Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengar Yesus memanggil keempat muridNya. Markus menceritakan bahwa mereka yang dipanggil, dengan begitu cepat dan mudah melepaskan pegangan hidup mereka, meniggalkan kegiatan mereka lalu mengikuti Yesus. Dalam bacaan pertama, orang-orang Niniveh (yang bukan orang Yahudi) setelah mendapat pewartaan Nabi Yunus, mereka pun langsung bertobat dan percaya kepada Allah.
God’s call often comes as a mystery because we don’t understand so many things, and it can surprise us. However, being united with the Lord opens the path to knowing what God wants us to participate in his mission. This union is the source of my journey to respond and live God’s call; I am sure it should also be part of your faith journey.
God’s call often comes as a mystery because we don’t understand so many things, and it can surprise us. However, being united with the Lord opens the path to knowing what God wants us to participate in his mission. This union is the source of my journey to respond and live God’s call; I am sure it should also be part of your faith journey.
Allah boleh memanggil siapa saja untuk terlibat dalam misiNya. Markus dalam Injil hari ini menampilkan bahwa murid-murid yang dipanggil adalah para nelayan. “Mengapa Yesus memanggil lebih banyak nelayan menjadi para rasulNya?” Ada tiga kualitas para nelayan yang boleh menjadi motivasi untuk hidup iman kita dan kesaksian hidup kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus.
Pertama, berdedikasi tinggi. Seorang nelayan dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan dedikasi yang kuat. Mereka harus melaut berjam-jam dan bahkan berhari-hari, dan kadang-kadang tidak menangkap seorang ikan pun. Menyerah bukanlah sebuah pilihan bagi mereka. Dedikasi yang tinggi mendorong mereka untuk tetap melaut. Sebagai murid Kristus, kita pun harus memikul salib kita setiap hari dan mengikuti Dia. Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup akan menjadi mudah tetapi dia menjanjikan tempat dalam Kerajaan BapaNya dan akan menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman.
Kedua, keberanian—tidak takut. Para nelayan harus berani melaut sampai ke lautan lepas dan siap berhadapan dengan arus, gelombang dan badai. Keberanian ini membuat mereka kembali lagi dan lagi untuk melaut apapun tantangannya. Perjalanan hidup harian dan iman kita juga penuh dengan tantangan dan kesulitan. Tetapi sebagai murid Yesus, kita tetap kuat, berani dan tidak takut karena Tuhan adalah pelindung, kekuatan dan penyelamat kita.
Ketiga, kerja sama. Para nelayan senantiasa kerja bersama untuk membersihkan jaring ato ketika menebarkan jala atau ketika manarik jala ke dalam perahu atau ketika mengendalikan perahu saat gelombang dan badai. Kita sebagai murid-murid Yesus adalah satu tubuh dengan banyak anggotanya, dan setiap anggota mempunyai tugas sesuai dengan talentanya untuk menjaga tubuh, yaitu Kristus dan misiNya.
Saudara-saudariku yang terkasih,
Dengan baptism, kita telah menjawab YA pada panggilan Allah menjadi muridNya. Dengan karisma/confirmation, kita telah memberikan diri untuk diutus mewartakan Injil seturut panggilan hidup setiap kita. Namun hal itu tidak membuat panggilan kita menjadi mudah dan diterima setiap orang dan dunia. Panggilan kita tetap menjadi mystery karena tidak ada seorang pun yang sungguh mengenal rencana dan kehendak Allah. Namun kita bersyukur karena Tuhan senantiasa menyertai, menguatkan dan menuntun kita seperti yang kita rayakan pada kesempatan ini: Allah menunjukkan komitmen panggilanNya untuk menyelamatkan kita dengan memberikan diriNya yang akan kita sambut dalam komuni nanti.
Semoga Rahmat Tuhan yang kita terima dalam perayaan ini semakin menunmbuhkan kualitas para nelayan dalam diri kita sebagai murid Yesus di zaman ini yang punya dedikasi, keberanian, dan siap bekerja sama untuk mewartakan:
“Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Tuhan memberkatimu semua. Amin.
Image credit: Photo by Anastasia Palagutina on Unsplash