ICC Mass Homily 04/20/2024: Everyone Is A Good Shepherd
By Romo Redempt Jawa, CSsR
Bible readings for the Mass: Acts 4:8-12; 1 John 3:1-2; and John 10:11-18
Hari ini, kita merayakan Minggu keempat masa Paskah. Hari minggu ini dikenal juga dengan Hari Minggu Gembala Baik, Good Shepherd Sunday. It is the World Day of Prayer for Vocations. While appreciating and praying for our own vocations, the Church concentrates its attention this Sunday on vocations to the priesthood, religious life and secular missionary institutes. Let us pray for vocations, especially in our community and in this country. Kita juga mendoakan mereka yang sudah menjawab panggilan ini—para imam, biarawan-biarawati dan missionaris awam. Mari kita berdiam diri sejenak dan berdoa untuk panggilan. (Hening 30 seconds).
My dear brothers and sisters in Jesus Christ,
Today’s readings remind me of a Kiwi and Pakeha man (panggilan untuk warga NZ keturunan Eropa), one parishioner back in Auckland, New Zealand, in the parish where I used to work. One day, I asked this man, “Why are you always there and ready to help whenever I call or ask for help, and you never say no?” I asked him because I knew he was very busy with his work and family, but we can see him every day in the church or the Redemptorist community. His answer surprised me. He looked at me and said, “Fr. Redempt, you have left home, and your country and you came to serve us. Why don’t I support you?” It was a deep and very empathetic response.
My brothers and sisters,
Hari ini, Gereja mengingatkan kita bahwa Tuhan yang kita Imani adalah seorang Gembala Baik. Bacaan-bacaan yang kita dengar dalam misa hari ini menceritakan bagaimana Gembala Baik itu mencintai domba-dombaNya. Petrus dalam bacaan pertama bersaksi kepada para pemimpin dan penatua Israel bahwa “the crippled man was healed because it was done in the name of Jesus, the crucifed and risen Lord.” Gembala baik ini telah datang ke dalam dunia, mencari dan menjumpai setiap kita, menebus dosa-dosa kita dan mengembalikan kita ke status sebagai anak-anak Allah. Dia juga menganugerahkan hidup baru dan kekal melalui jalan penderitaan, kematian, dan kebangkitanNya. Dan itu tidak hanya berlaku 2000 tahun yang lalu atau hanya dialami oleh para murid pertama. Gembala Baik itu ingin agar cintaNya dan karya keselamatan itu diteruskan. Maka Tuhan memanggil dan mempercayakan tugas itu kepada setiap kita khususnya yang kita kenangkan/doakan hari ini—para Imam, biarawan-biarawati dan misionaris awam. Tetapi kita menyadari bahwa panggilan saat ini tidak mudah dan tentunya membutuhkan doa dan dukungan dari kita semua.
Kendati panggilan semakin berkurang di seluruh dunia dan pewartaan Injil tidak menjadi penting dan nama Tuhan semakin dijauhi dalam hidup manusia, Tuhan kita yang adalah Gembala Baik itu tidak pernah meninggalkan kita atau tidak pernah lelah dan berhenti memberikan anugerahNya untuk setiap kita apapun panggilan dan situasi hidup kita. Bacaan Injil hari ini meyakinkan kita bahwa Tuhan kita adalah seorang Gembala yang peduli pada hidup dan keselamatan kita. “I am the good shepherd. A good shepherd lays down his life for the sheep.” Ada dua kualitas Gembala baik yang boleh mejadi pegangan kita dalam mengikuti Tuhan Yesus Kristus apapun peristiwa dan pengalaman hidup kita:
Pertama, He knows each one of us: “I know mine and mine know me.” Allah mengenal setiap kita sejak kita dalam kandungan seperti yang dialami oleh nabi Jeremiah “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau…” But He does not only know our name. He does know our lives with ups and downs.
Kedua, He protects us. Dia melindungi kita dengan mengorbankan hidupNya. Perlindungannya tidak hanya sebatas menghalau kita dari para musuh atau gangguan setan tetapi Dia melindungi kita dengan menghantar kita ke padang rumput yang hijau. Dia bahkan pergi mencari setiap orang yang hilang sampai menemukannya walaupun hanya satu yang hilang. Jesus Christ says, “A good shepherd lays down his life for the sheep. A hired man, who is not a shepherd and whose sheep are not his own, sees a wolf coming and leaves the sheep and runs away…”
Saudara-saudariku,
Tuhan kita yang adalah Gembala Baik itu mengundang dan menghantar saya mengenal Dia dan boleh menjawab undanganNya untuk menjadi seorang imam biarawan Redemptorist. Tetapi itu tidak berarti bahwa selama 23 tahun menjadi biarawan Redemptorist dan 13 tahun sebagai seorang imam Redemptorist, saya selalu berada dalam lingkungan yang aman dan berada di padang rumput yang hijau. Dalam hidup dan karya sebagai seorang imam Redemptorist, saya tentunya mengalami berbagai tantangan dan kesulitan.
Pada tahun 2006, saya live-in di salah satu dukuh/dusun di pinggiran kota Sleman. Salah satu program adalah bertemu dengan orang muda untuk diskusi dan sharing pengalaman. Namun sehari sebelum kegiatan terjadi, saya didatangi beberapa orang muda (yg mengatasnamakan orang Islam di dusun itu) dan melarang saya dan tim dan meminta agar membatalkan kegiatan dengan orang muda. Mereka beralasan bahwa kegiatan itu adalah bentuk Kristenisasi orang Muslim di kampung itu. Setelah berkonsultasi dengan pemimpin dusun dan orang tua, kami memutuskan bahwa kegiatan tetapi dijalankan.
Pengalaman ini menghantar kita bertanya diri: Are we ready to respond to God’s call to be a good shepherd in our world today? A good mother is a good shepherd. A good father is a good shepherd. A good youth or child is a good shepherd. A teacher, musician, cook, cleaner, and so on is a good shepherd. No one is excluded. Setiap kita dipanggil menjadi seorang Gembala Baik.
“The Lord is my Shepherd; there is nothing I shall want…surely His goodness and mercy shall follow me all the days of my life.”
God bless you all. AMEN.